Bekal Penuntut Ilmu


Muqoddimah

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatu.

Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah menyempurnakan untuk kita agama islam ini dan telah mencukupan untuk kita nikmat-Nya, serta meridhoi Islam sebagai agama kita. Shalawat serta salam sejahtera smeoga tetap terlimpah kepada Muhammad Shallallahu ’Alaihi Wa sallam.

Al Imam Abu Abdillah Sufyan Ats Tsauri rahimahullah, seorang tab'ut tabi'in pernah berkata "Mereka-mereka (para generasi shalafus shalih) dulu tidak mengeluarkan anaknya untuk pergi menuntut ilmu hingga anak-anaknya telah diajar adab terlebih dahulu dan memperbanyak ibadah 20 tahun".


Adab-Adab Menuntut Ilmu 

Diantara adab-adab dalam menuntut ilmu, antara lain adalah

Menyadari bahwa ilmu adalah ibadah
Dengan menyadari bahwa ternyata setiap ilmu pengetahuan yang kita cari adalah bernilai ibadah, maka syarat menjadi sebuah ibadah adalah ikhlas karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan perkara yang menggabungkan kebaikan dunia dan akhirat yaitu cinta kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa sallam serta merealisasikannya.

Mengenal dengan baik keutamaan (kedudukan) ilmu dan urgensinya
Dengan mengetahui kedudukan ilmu, maka kita akan paham seberapa pentingnya ilmu yang kita pelajari dan tersadar bahwa ternyata ilmu yang paling penting dipelajari diantara semuanya adalah ilmu syar'i yang bersifat fardu'ain.

Berdoa kepada Allah agar mendapatkan taufik dalam menuntut ilmu
Senantiasa berdoa kepada Allah agar mendapatkan taufik dalam menuntut ilmu, serta agar dimudahkan dalam menutut ilmu.

Berantusias untuk berpetualang (ke berbagai tempat) dalam rangka menuntut ilmu
Senantiasa berpergian dalam menuntut ilmu. Adapun hadits yang beredar di lisan kaum Muslimin adalah hadits "Tuntutlah ilmu sekalipun sampai negeri Cina", hadits tersebut tidak shahih dari Nabi Shallallahu Alaihi Wa sallam.

Tidak mengucapkan salam yang dapat mengganggu proses pembelajaran
Apabila seseorang datang ke suatu majelis ilmu dalam keadaan terlambat, maka yang lebih utama adalah tidak mengucapkan salam apabila akan mengakibatkan terpotongnya mereka dari pelajaran mereka, sedangkan apabila tidak berpengaruh apa-apa, maka mengucapkan salam merupakan suatu kesunnahan. (Dikatakan oleh Syaikh Ibnu Utsaimin dalam Al-Fatawa al-Islamiyah, 1/175)

Senantiasa mengamalkan ilmu
Sesungguhnya tidak mengamalkan ilmu adalah salah satu sebab yang dapat menghapus keberkahan ilmu. Sungguh Allah telah mencela orang yang keadaannya seperti itu, dalam firmanNya "Hai orang-orang yang beriman, mengapa kalian mengatakan apa yang tidak kalian perbuat. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kalian mengatakan apa-apa yang tidak kalian kerjakan." (Qs. Ash Shaff:2-3)

Berperilaku baik dalam menuntut ilmu
Senantiasa berperilaku baik dalam menuntut ilmu, baik kepada para guru, kepada para pelajar yang lebih dulu belajar (senior), kepada yang baru belajar (junior), ataupun kepada teman yang waktu awal belajarnya sama.

Menghadiri majelis ilmu secara kontinu dan tidak bermalas-malasan
Salah satu godaan syaithan adalah membuat manusia malas dalam menghadiri majelis-majelis ilmu. Padahal sejatinya, akan sangat aneh bila kita hanya mengetahui sebuah perkara namun sebagian saja. Contoh dalam hal thaharah (bersuci), akan sangat aneh bila kita hanya mengetahui 1/2 atau bahkan 3/5 bagian saja dari thaharah, padahal hal merupakan fardu'ain untuk dipelajari.

Tidak berpurus asa dan merasa minder
Jangan pernah merasa minder, apalagi berputus asa bila mengalami kesulitan pada ilmu yang dipelajarinya. Sadarlah dengan firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala, "Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun." (Qs. An Nahl: 78)

Berantusias menghadiri majelis ilmu diawal waktu,d an memanfaatkan waktu dengan baik
Senantiasa berantusias menghadiri majelis ilmu diawal waktu karena akan memudahkan kita dikenali oleh pengajar, juga memudahkan kita untuk bertanya bila ada sesuatu yang kurang dimengerti atau mengajak pengajar untuk berdiskusi setelah majelis ilmu berakhir.

Berusaha mengejar ketinggalan pelajaran yang luput.
Ketika ketinggalan pelajaran, biasakanlah untuk mengejarnya di catatan teman-teman semajelis ataupun langsung ke pengajarnya.

Membuat catatan
Membuat catatan faidah-faidah penting disampul buku atau dicatatan luar agar dapat dikaji ulang oleh penuntut ilmu. Sama halnya ketika kita membeli sebuah kitab (buku), maka hendaklah kita mengumpulkan isinya dalam rangkuman umum.

Tidak memotong (perkataan) guru ketika berbicara
Tidak memotong perkataan guru ketika berbicara, hingga dia selesai dari masalah yang dibicarakannya.

Waspada dari sifat tercela
Waspada dari sifat-sifat yang tercela pada seorang penuntut ilmu seperti ghuluw (berlebih-lebihan), sombong, wahn (cinta dunia dan takut kematian), dan sifat tercela lainnya.

Menerima Kritik dan Nasihat
Tidak menutup kemungkinan kita ini adalah orang yang sangat kekurangan, olehnya selalulah menerima kritik dan nasihat dari orang-orang sekitar dengan tulus (ikhlas) dan bukan basa-basi.

Shalat Sunnah Malam (Qiyamul Lail)
Seorang ustadz pernah berkata dalam majelisnya yang redaksinya kurang-lebih seperti ini "salah satu penguat daripada penuntut ilmu serta para aktivis organisasi adalah shalat sunnah malamnya". Jadi ketika ingin aktivitasnya baik, antusiaskanlah diri anda kepada shalat qiyamul lail.

Senantiasa bersikap ramah tamah
Senantiasa bersikap ramah tamah kepada orang-orang yang ada disekitar, serta selalu berlapang dada, dan mendengar segala permasalahan mereka.

Bercakap-cakap (tentang agama) dan menyampaikan nasihat kepada orang
Senantiasa selalu bercakap tentang ilmu syar'i kepada teman-teman, mendakwahinya, serta memberinya nasihat. Namun selalulah sadar bahwa sebelum menasehati, jadilah orang yang berisi terlebih dahulu. Hakikatnya iyalah sebelum mengisi, maka anda harus terisi.


Khatimah

Wallahu'alam bissawab

Sekian yang kami dapat sampaikan, semoga bermanfaat untuk saya dan kita semua sebagai umat muslim. Semoga Allah selalu menambahkan ilmu pengetahuan yang mutlak kepada saya dan kita semua serta mengampuni dosa-dosa yang telah ktia lakukan selama ini, serta selalu diberi hidayah agar saya dan kita semua bisa menjalankan perintah dan menjauhi laranganNya. Sesungguhnya kebenaran datang dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa sallam terbebas dari dosa-dosa.

Wassalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatu.


Referensi

Al-Qur'anul Kariim
Mukhtasar Hilyatu Thalibul Ilmi , Bakar bin Abdullah Abu Zaid, Penerjemah Muhammad Iqbal A. Ghazali, Cetakan I, 1431 H.
Muntaqa al-Adab asy-Syar'iyyah , Majid Sa'ud al-Ausyan, Penerjemah Abdurrahman Nuryaman, Cetakan I, 1435 H.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar